5 L
Hal
yang sangat manusiawi, jika kita mengalami kelelahan bahkan kelemahan
pada tubuh jasmani kita. Terkadang kita akan bisa lebih cepat lelah,
karena banyak sekali aktivitas yang kita lakukan. Sama dengan tubuh
jasmani kita, tubuh rohani kita juga bisa mengalami kelelahan dan
kelemahan. Karena begitu banyak persoalan yang kita hadapi dalam hidup
ini, kita bisa mengalami rasa lelah dan lemah.
Jika kita mengalami 5 L, lemah, lelah, letih, lesu dan lunglai, kita membutuhkan vitamin atau obat yang bisa mengobati, memulihkan dan menyegarkan kita. Mari datang pada Tuhan, ketika merasa lelah dan lemah. Mungkin kita berpikur, mana mungkin di saat seperti itu kita bisa datang pada Tuhan. Untuk berdoa, rasanya jadi sesuatu yang berat, karena kita benar-benar merasakankan kekeringan dalam hati dan jiwa kita.
Sahabat, justru saat itulah kita seharusnya datang pada Tuhan. Dengan kejujuran, kita mengaku di hadapan-Nya, jika kita sedang lelah dan lemah. Sesungguhnya, tanpa berbicara pun, Tuhan sudah mengerti apa pun yang kita alami. Tetapi kejujuran dan kerendahan hati kitalah yang Tuhan inginkan.
Saya percaya, Tuhan akan memperbaharui hati kita, Ia akan kembali memberi kesegaran dan kesejukan dalam jiwa kita. Mungkin kita merasa berat saat akan melakukannya. Tapi kita harus melakukannya, karena memang tidak ada cara lain. Datang, sembah Tuhan dan percayai Dia, Tuhan yang akan memberkati kita.
Jika kita mengalami 5 L, lemah, lelah, letih, lesu dan lunglai, kita membutuhkan vitamin atau obat yang bisa mengobati, memulihkan dan menyegarkan kita. Mari datang pada Tuhan, ketika merasa lelah dan lemah. Mungkin kita berpikur, mana mungkin di saat seperti itu kita bisa datang pada Tuhan. Untuk berdoa, rasanya jadi sesuatu yang berat, karena kita benar-benar merasakankan kekeringan dalam hati dan jiwa kita.
Sahabat, justru saat itulah kita seharusnya datang pada Tuhan. Dengan kejujuran, kita mengaku di hadapan-Nya, jika kita sedang lelah dan lemah. Sesungguhnya, tanpa berbicara pun, Tuhan sudah mengerti apa pun yang kita alami. Tetapi kejujuran dan kerendahan hati kitalah yang Tuhan inginkan.
Saya percaya, Tuhan akan memperbaharui hati kita, Ia akan kembali memberi kesegaran dan kesejukan dalam jiwa kita. Mungkin kita merasa berat saat akan melakukannya. Tapi kita harus melakukannya, karena memang tidak ada cara lain. Datang, sembah Tuhan dan percayai Dia, Tuhan yang akan memberkati kita.
Tetapi
orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka
seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka
berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.
-------------------------------------------------------------------
Dipilih dan Dipakai-Nya
-------------------------------------------------------------------
Dipilih dan Dipakai-Nya
Salah
satu film yang saya sukai, adalah Kungfu Panda. Film animasi segala
umur yang satu ini, berkisah tentang seekor panda bernama Poo. Poo
memiliki tubuh yang besar, ia bermimpi menjadi pahlawan yang dapat
membasmi kejahatan. Tapi, melihat badannya yang besar, dan ia bukanlah
seekor panda yang terlatih sebagai prajurit, banyak yang menertawakan
dan meremehkannya. Apalagi saat ia dinobatkan sebagai pribadi yang
terpilih. Semua semakin meragukan kemampuaannya. Singkat cerita, Poo
berhasil mengalahkan lawannya.
Dalam Alkitab tercatat, Daud yang saat itu masih muda, tidak memiliki badan setegap, sekekar dan sekuat kakak-kakaknya. Ternyata Daudlah yang terpilih, menjadi Rasa Israel. Tuhan berkata pada Nabi Samuel untuk tidak melihat paras dan perawakan orang dipih Tuhan. Tuhan melihat hati. Bagaimana dengan kita, sobat muda? Mungkin saat ini. Kita masih muda, masih sekolah atau kuliah. Kita mungkin berpikir, tidak ada sesuatu ang spesial dalam diri kita.
Mana mungkin, kita dipilih dan bisa melakukan hal-hal yang luar biasa. Tuhan bisa memakai siapa saja, termasuk kita, untuk melakukan hal-hal sepertinya biasa, namun berdampak luar biasa, sesuatu yang sederhana dan sepertinya remeh, tetap ternyata bermakna dan tak bisa dipandang dengan sebelah mata.
Tuhan memilih kita, tidak sekadar melihat kemampuan kita. Apakah kita pintar atau tidak, wajah kita tampan atau cantik. Kita kaya atau tidak. Yang Tuhan lihat dari kita, adalah hati. Sekarang diperlukan keputusan kita, maukah kita menjadi orang yang dipilih-Nya untuk mengerjakan banyak hal yang luar biasa? Maukah kita mengambil bagian dan benar-benar memutuskan hidup dalam kebenaran, kehendak, dan jalur yang telah Tuhan siapkan dan tentukan? Ketika kita hidup di jalur yang sudah Ia tentukan, makin hari rencana Tuhan, akan semakin nyata dalam hidup kita. Nama Tuhan pun semakin dipermuliakan. Mari kita buat bangga karena telah memilih dan memakai kita menjadi alat-Nya. Tuhan bisa memilih dan memakai siapa saja, yang mau dan yang hatinya mau melekat dan hidup sesuai kehendak-Nya, bagaimana dengan kita?
Dalam Alkitab tercatat, Daud yang saat itu masih muda, tidak memiliki badan setegap, sekekar dan sekuat kakak-kakaknya. Ternyata Daudlah yang terpilih, menjadi Rasa Israel. Tuhan berkata pada Nabi Samuel untuk tidak melihat paras dan perawakan orang dipih Tuhan. Tuhan melihat hati. Bagaimana dengan kita, sobat muda? Mungkin saat ini. Kita masih muda, masih sekolah atau kuliah. Kita mungkin berpikir, tidak ada sesuatu ang spesial dalam diri kita.
Mana mungkin, kita dipilih dan bisa melakukan hal-hal yang luar biasa. Tuhan bisa memakai siapa saja, termasuk kita, untuk melakukan hal-hal sepertinya biasa, namun berdampak luar biasa, sesuatu yang sederhana dan sepertinya remeh, tetap ternyata bermakna dan tak bisa dipandang dengan sebelah mata.
Tuhan memilih kita, tidak sekadar melihat kemampuan kita. Apakah kita pintar atau tidak, wajah kita tampan atau cantik. Kita kaya atau tidak. Yang Tuhan lihat dari kita, adalah hati. Sekarang diperlukan keputusan kita, maukah kita menjadi orang yang dipilih-Nya untuk mengerjakan banyak hal yang luar biasa? Maukah kita mengambil bagian dan benar-benar memutuskan hidup dalam kebenaran, kehendak, dan jalur yang telah Tuhan siapkan dan tentukan? Ketika kita hidup di jalur yang sudah Ia tentukan, makin hari rencana Tuhan, akan semakin nyata dalam hidup kita. Nama Tuhan pun semakin dipermuliakan. Mari kita buat bangga karena telah memilih dan memakai kita menjadi alat-Nya. Tuhan bisa memilih dan memakai siapa saja, yang mau dan yang hatinya mau melekat dan hidup sesuai kehendak-Nya, bagaimana dengan kita?
1 Samuel 16:7
Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati."
-------------------------------------------------------------------
Bagaimana dengan Kita ?
Seorang
wanita berusia 23 tahun, hatinya tersentuh saat melihat anak-anak usia
sekolah mengamen di jalanan. Ia bermimpi suatu hari dapat memberikan
pendidikan gratis untuk anak-anak itu. Perlahan namun pasti, impiannya
pun terwujud. Ia dan beberapa rekannya mewujudkan sebuah gerakan
bertajuk ' Save Street Child'.Kisah yang lain, tentang seorang pria yang merangkul anak-anak usia sekolah dan masayrakat marginal. Ia mengadakan pendidikan gratis, di sekolah 'Master' yang ia dirikan. Tidak hanya itu, anak-anak yang telah luluh sekolah, dibiayai di bangku kuliah sampai tuntas.
Sementara itu, di Surabaya ada seorang pria yang membangun sekolah untuk anak-anak dari berbagai suku serta agama di Indonesia. Mereka belajar di sekolah 'Selamat Pagi Indonesia'. Tidak hanya sekolah gratis, namun karakter, mental serta sikap mereka juga dibentuk.
Sahabat, di tengah majunya jaman, yang katanya semua sibuk denhan masalah dan diri sendiri, masih ada orang-orang yang peduli akan sekitar, tidak egois dan selalu memiliki hati untuk mereka yang 'tidak dianggap'. Masih ada orang-orang yang mau memberi waktu, tenaga bahkan materi bagi anak bangsa.
Bagaimana dengan kita? Saya percaya kita bisa melakukan, apa yang sudah dilakukan beberapa orang yang saya ceritakan di atas. Mari kita miliki hati yang berbelas kasihan, berdoa untuk mereka yang memiliki impian untuk menjadi jawaban bagi banyak orang.
Mari kita mulai dengan sesuatu yang sepertinya sederhana, namun saya percaya itu akan jadi hal yang bermakna. Kita bisa memberikan perhatian ke mereka yang membutuhkan dengan menyisihkan uang kita, untuk kita sumbangkan ke yayasan yang dapat dipercaya, agar dapat disalurkan kepada yang membutuhkan.
Sahabat, mari mulai dari diri sendiri untuk berbagi, dan percaya kita tidak hanya sekadar memperkatakan kasih Tuhan, tetapi kita mau menceritakan dan memberitakan kisah serta kasih Tuhan yang besar dengan mempraktekkannya melalui kehidupan kita. Selamat berbagi dan selamat memberkati.
-------------------------------------------------------------------
Hidup Ini Hanya Sekali
Saya
pernah menonton sebuah film, yang berkisah tentang seorang pria yang
bisa mengulang kehidupannya. Kekasih Tuhan, kisah di atas mungkin hanya
sekadar cerita film. Mungkin kita pernah berpikir betapa indahnya atau
enaknya jika hidup kita bisa diulang. Kita bisa mengulang hal-hal yang
tidak kita sukai. Kita bisa mengulang kejadian di mana kita gagal, dan
kita akan bisa melewatinya dengan baik. Tapi, kenyataannya hidup yang
kita jalani ini tidak bisa seperti itu.Hidup ini hanya sekali, kita tidak akan bisa mengulang kehidupan lagi. Sekali berjalan, akan berlalu begitu saja. Sebab itu, mari kita tidak menyia-nyiakan kehidupan ini. Saya percaya, jika kita dapat mengulangi hidup ini berkali-kali, kita bisa saja hidup seenaknya sendiri. Tapi karena hidup hanya sekali, maka seharusnya kita hidup dengan penuh tanggung jawab dalam menjalaninya.
Mari kita jujur dengan diri sendiri, bagaimana selama ini kita menjalani hidup kita ? Apakah kita dengan sembarangan menjalaninya? Apakah kita hidup semau kita? Tidak peduli dengan aturan, dan sering hidup dalam kesia-siaan? Atau mungkin saja selama ini, kita sudah membuang waktu dengan percuma, tanpa melakukan sesuatu yang berarti, dan ujungnya kita menyesal?
Mari kita mengkoreksi diri, apa yang telah atau akan kita lakukan dan kerjakan di dunia ini ? Biar semuanya tidak sekadar berlalu begitu saja. Mari kita selalu menyadari, kehidupan kita adalah anugerah-Nya, maka sudah seharusnya kita syukuri, nikmati, dan jalani dengan bertanggung jawab. Saya percaya, jika kita menjalani kehidupan ini dengan benar dan sesuai kebenaran-Nya, maka kita akan dapat menuju masa depan yang penuh harapan bersama Tuhan, sang pemilik kehidupan.
Mazmur 90:12
Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.
Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.
------------------------------------------------------------------
Hilang
Seorang
bocah pria, berusia 4 tahun pergi ke sebuah pusat perbelanjaan, bersama
ibunya. Setelah membelikan sepatu untuk hadiah ultah anaknya, sang ibu
mengajak putranya berjalan sembari melihat-lihat barang-barang yang
lain. Sang anak, yang semula memegang tangan ibunya, tanpa sadar
melepaskan pegangannya. Karena melihat banyak hal-hal menarik di sana.
Semakin lama anak kecil itu terpisah dari ibunya.Sudah pasti sang ibu bingung mencari anaknya. Menyadari dirinya jauh dari ibunya, anak kecil itu mulai kebingungan, ketakutan dan mulai menangis, sehingga membuat orang-orang di sekitarnya memerhatikannya. Singkat cerita, ada seorang wanita yang kasihan melihat anak kecil itu, lalu membantu mencari keberadaan sang ibu.
Sahabat, hilang itu bukan hal yang menyenangkan. Mengapa saya bisa berkata demikian? Karena anak kecil berusia 4 tahun, yang saya ceritakan di atas itu adalah saya.
Peristiwa yang pernah saya alami itu, mengajarkan saya, kita sadari atau tidak, terkadang kita hilang dari Tuhan. Lebih tepatnya "menghilang". Jika kita sedang dalam kondisi senang, kita tidak menyadari telah terpisah dari Tuhan.
Mungkin jika kita belum sadar kita sudah jauh dari Tuhan, tidak akan terasa. Tapi apabila sudah menemukan jalan buntu atau , membentur tembok permasalahan yang membuat kita tidak bisa berbuat apa-apa baru kita berteriak, mungkin menangis, memanggil-manggil Tuhan. Keasyikan kita melihat indahnya dunia kita sendiri, dapat membuat genggaman tangan kita jadi kendur dan melepaskan tangan Tuhan.
Sebenarnya Tuhan tidak pernah ke mana-mana, kita yang sering keasyikan jalan sendiri, dan terpisah darinya. Oleh karena itu, dalam keadaan apa pun, biar kita tetap berjalan bersama Tuhan. Saya percaya hidup kita pasti akan menjadi lebih baik. Selain itu, kita akan tetap kuat meski banyak persoalan yang terjadi dalam hidup kita. Tuhan menantikan kita, Dia akan mencari dan menemukan kita, karena Dia Gembala yang baik.
Jadi, mari kita tetap berjalan bersama Tuhan, pegang tangan-Nya. Jangan lepaskan genggaman-Nya dan kita akan melihat lebih lagi kasih, kuasa dan karya-karya-Nya yang indah akan terjadi dalam hidup kita.
------------------------------------------------------------------
Hati-hati dengan Ucapanmu
Suatu hari, di depan rumahnya tumbuh sebuah pohon. Jika ia berbicara, maka satu per satu daun di pohon itu gugur. Semakin banyak kata meluncur, semakin banyak daun yang jatuh. Jika daun di pohon itu habis, ia akan mati. Ia berusaha tak bicara, tapi semua kata yang terucap atau tertulis membuat helai demi helai daun gugur. Ia berpikir, agar dirinya tetap hidup, ia berusaha melakukan kebaikan pada orang lain. Tapi, percuma saja, tiap kali ia bicara, daun tetap jatuh.
Ketika berada di titik terendahnya, ia sadar selama ini perkataannya melemahkan, dan menghancurkan semangat hidup orang lain. Singkat cerita, setelah memperbaiki hubungan dengan banyak orang dengan ketulusan hatinya, memberi harapan dan juga hidup bagi orang lain, ia pun tetap hidup.
Sahabat, bagaimana dengan kita? Apakah perkataan kita selama ini melemahkan, menyakiti dan menghancurkan orang lain? Mari kita koreksi diri sendiri dan mulai mengubah apa yang selama ini tidak benar. Mari jaga hati, pikiran dan perkataan kita. Biar perkataan kita, menjadi perkataan yang memberi semangat, dorongan, dan selalu membangun orang lain, bukan sebaliknya.
Amsal 18:21
Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya.
Film Thousand word, yang
dibintangi Eddy Murphy berkisah tentang seorang pria yang sikap dan
perkataannya sering menyinggung dan melukai orang lain. Dia selalu
mencela, meremehkan, membuat orang marah, sehingga banyak yang tak suka
padanya.
Suatu hari, di depan rumahnya tumbuh sebuah pohon. Jika ia berbicara, maka satu per satu daun di pohon itu gugur. Semakin banyak kata meluncur, semakin banyak daun yang jatuh. Jika daun di pohon itu habis, ia akan mati. Ia berusaha tak bicara, tapi semua kata yang terucap atau tertulis membuat helai demi helai daun gugur. Ia berpikir, agar dirinya tetap hidup, ia berusaha melakukan kebaikan pada orang lain. Tapi, percuma saja, tiap kali ia bicara, daun tetap jatuh.
Ketika berada di titik terendahnya, ia sadar selama ini perkataannya melemahkan, dan menghancurkan semangat hidup orang lain. Singkat cerita, setelah memperbaiki hubungan dengan banyak orang dengan ketulusan hatinya, memberi harapan dan juga hidup bagi orang lain, ia pun tetap hidup.
Sahabat, bagaimana dengan kita? Apakah perkataan kita selama ini melemahkan, menyakiti dan menghancurkan orang lain? Mari kita koreksi diri sendiri dan mulai mengubah apa yang selama ini tidak benar. Mari jaga hati, pikiran dan perkataan kita. Biar perkataan kita, menjadi perkataan yang memberi semangat, dorongan, dan selalu membangun orang lain, bukan sebaliknya.
Amsal 18:21
Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya.
------------------------------------------------------------------
Bola mata kirinya diangkat karena kanker menyerang di
usianya yang pertama. Saat duduk di sekolah dasar, Ia sering diejek oleh teman-temannya,
hal itu tentu saja membuatnya menangis. Pulang dari sekolah, ia bertanya pada
ibunya, apakah benar ia cacat. Ibunya bercerita padanya, tentang apa yang ia
alami saat berusia satu tahun, dan berkata padanya, meski memilki kekurangan,
namun banyak sekali kelebihan yang ia miliki. Ibunya, tak pernah membedakan
dirinya dengan kebanyakan orang normal, ia tetap mendapatkan porsi perhatian
yang sama. Melihat kondisi kesehatan, dan beberapa faktor lainnya, pihak
sekolahnya mempertimbangkan jika ia sebaiknya tinggal kelas. Tetapi, Alvita
Dewi Siswoyo bersikeras bersekolah melanjutkan pendidikannya, guna dapat meraih
impiannya.
Umur
16 tahun, ia harus kembali menelan pil pahit,
karena kembali divonis menderita kanker. Kali ini adalah kanker getah
bening di kakinya. Ia sering menangis karena sakit yang dirasakan
tubuhnya, tetapi yang lebih membuatnya menangis jika mengingat waktunya
di
dunia. Ia memiliki cita-cita yang belum tercapai, menjadi seorang
dokter. Ia
pun ingin tetap hidup agar kelak dapat
merawat dan menjaga kedua orang tuanya. “Tuhan, ijinkan saya hidup,”kata
Alvita. Ya, kedua orang tuanya lah salah satu alasan ia untuk ingin
tetap
hidup. Baginya, kedua orang tuanyalah yang memberinya kekuatan, semangat
juga
keberanian menjalani kehidupan. Semangat hidup serta keteguhan hati yang
ia
punyai, mengantarkan dirinya menggapai cita-citanya menjadi seorang
dokter.
Dulu karena melihat ayahnya yang juga seorang dokter,
sering menolong banyak orang, Ia pun
ingin seperti ayahnya. Sejak kecil, keinginan dan juga kerinduan itu
tertanam dalam dirinya. Memang bukan
jalan yang mulus dan lurus yang harus dilewati. Tak jarang kondisinyalah yang
sering membuatnya berpikir apakah sanggup, karena ia mengidap kanker. Jalan
Tuhan tak terselami, Dia mengasihi setiap orang yang hidup dengan berani.
Alvita kini seorang dokter. Tak hanya cita-citanya yang tercapai, namun
hidupnya menjadi teladan bagi banyak orang. Ia bilang,lebih suka disebut
sebagai pejuang kanker, bukan korban kanker. Menurutnya, korban adalah
seseorang yang berada dalam posisi yang lemah, namun berbeda dengan seorang
pejuang, yang tak gampang menyerah dengan kondisi serta situasi yang ada.
Sahabat. Bagaimana dengan kita? Apakah kita lebih sering mengasihani diri sendiri ketika kita
menghadapi masalah atau hal-hal yang membuat kita lemah dan tidak mengerti apa
yang harus kita lakukan. Saya masih ingat ketika saya berniat mengakhiri hidup saat masih duduk di bangku
SMA. Ingatan saya pun masih segar, mengingat saat saya memutuskan untuk
meninggalkan Tuhan di tahun 1997. Ya, saya pun masih ingat, seringkali
mengeluh, meratap, menyesali bahkan mengutuki diri ketika dalam masalah. Saya
juga masih ingat ketika saya lebih mudah
mengasihani diri sendiri, menanyakan keberadaaan dan keadilan Tuhan dan memilih
untuk menjadi kalah oleh hidup daripada
berjuang, mensyukuri dan menjalani hidup dengan berani.
Sahabat. Berada dalam rasa mengasihani diri atas
penderitaan yang kita alami, takkan membuat
kita menjadi orang yang menang.
Selalu menyalahkan kondisi bahkan Tuhan, menyesali keberadaan diri, itu semtaeeua
bukanlah penyelesaian yang tepat. Karena membiarkan diri terpasung oleh
kelemahan terbelenggu oleh perasaan sebagai ‘korban’ tak bisa membawa kita
keluar dari semua itu. Pilihan ada di tangan kita. Sahabat. Mari belajar untuk
lebih lagi menghargai mensyukuri dan menjalani hidup dengan berani. Saya
percaya hidup memang tak selalu indah juga tak mudah. Jalan yang terbentang di
depan kita pun tak selalu lurus dan mulus.Tapi mari kita menjalaninya hanya
oleh anugerahNya saja, raih impian kita
bersamaNya. Tempatkan diri kita sebagai Pejuang kehidupan, bukan sebagai korban
kehidupan.(JL)
-------------------------------------------------------------------
Bergantung Pada-Nya
Pernahkah anda mencoba permainan Flying Fox? Flying
Fox adalah salah satu jenis permainan yang ada dalam aktivitas out bound.
Permainan ini sangat menantang karena, peserta harus bergantungan di seutas
tali dan meluncur dari ketinggian. Untuk menghindari hal-hal yang tak
diinginkan, peserta harus menggunakan pengaman.
Saya pernah mencoba permainan ini. Jujur saja, butuh
keberanian untuk melakukannya. Pertama kali mencoba, jantung saya berdetak
lebih kencang, dan semakin tak karuan saat tubuh saya meluncur ke bawah.
Sesampainya saya di bawah, saya ingin kembali mengulanginya lagi. Sejujurnya,
sensasinya membuat saya ketagihan. Saya percaya, tak akan terjadi apa-apa pada
saya, karena saya yakin pengaman dan tali yang digunakan kuat.
Kekasih Tuhan, dalam kehidupan kita, kita juga
diperhadapkan dengan banyak hal-hal yang menantang. Malah jauh lebih seru dari
jenis permainan apa pun. Bahkan memiliki tingkat kesulitan yang tak mudah.
Diperlukan nyali yang besar, semangat yang kuat, daya tahan dan daya juang yang
tinggi untuk kita dapat menghadapinya.
Kadang, kita takut menghadapinya, sehingga lari dari
masalah. Kita menganggap, ketika kita lari dari masalah, masalah akan
terselesaikan. Namun sesungguhnya, masalah tidak akan selesai, bila kita tak
berani menghadapinya.
Bukan hal yang mudah, menghadapi permasalahan atau
tantangan yang terjadi dalam kehidupan kita. Namun jika kita berani menghadapi
setiap permaslahan yang terjadi dalam hidup kita, mau tetap bergantung pada
Allah, memercayai tanganNya sangat kuat memegang kita, maka kita akan menikmati
setiap tantangan yang ada di depan kita. Tak hanya itu, Tuhan akan memberi
kekuatan dan jalan keluar bagi kita, ketika kita hidup berserah pada-Nya.
Kekasih Tuhan, mari miliki keberanian dan selalu
bergantung pada satu Pribadi yang benar, dan datang pada satu-satunya sumber
kekuatan dan sukacita yang besar, Yesus Kristus. Bersama-Nya semua akan
baik-baik saja.(JL)
-------------------------------------------------------------------
Ia Tahu Yang Terbaik
Ketika berada di Sekolah Menengah Atas (SMA), saya
pernah mengatakan kepada ayah saya, jika ingin menjadi penyiar radio. Waktu itu
ia tidak setuju dengan pilihan saya, karena saya masih sekolah, dan ia tak
ingin pendidikan saya terganggu. Saya pun harus menunda keinginan saya itu.
Walau kecewa, tetapi saya belajar untuk taat. Beberapa tahun kemudian, saat ada
kesempatan berkarir menjadi penyair radio, saya mencoba mendaftar.
Beberapa minggu setelah itu, saya dinyatakan lolos
audisi dan harus mengikuti audisi tahap selanjutnya, namun saat itu saya berada
di luar kota. Tidak saya sangka, ayah saya berusaha menelpon ke stasiun radio
itu, ia berusaha agar saya bisa ikut test di hari berikutnya.
Usahanya yang luar biasa itu tidak berhasil. Meski
demikian ketika saya pulang dari luar kota, dan mengetahui apa yang telah ia
lakukan untuk saya, membuat saya terharu
dan bangga. Saya sadar meski ayah pernah tidak setuju dengan apa yang
menjadi pilihan saya, tetapi ia selalu mendukung setiap keputusan yang saya
ambil. Memang saya tidak berhasil menjadi penyiar saat itu, tetapi dukungan
dari ayah sayalah yang membuat impian saya menjadi seorang penyiar beberapa
tahun kemudian terwujud.
Kekasih Tuhan, ayah saya mungkin pernah tak setuju
dengan pilihan saya, namun saya mengerti ia selalu mendukung setiap keputusan
anaknya. Ia tahu yang terbaik untuk saya di saat yang tepat. Demikian juga
dengan Bapa kita di Surga, ia juga akan mendukung apa pun keputusan kita ambil.
Tuhan memang telah memiliki rancangan yang terbaik.
Rancangan indah yang penuh hari depan buat kita, tapi
saya percaya Tuhan memberikan kebebasan bagi kita untuk menentukan pilihan
kita. Pasti ada konsekuensi yang kita dapat jika kita mengambil keputusan yang
tidak tepat, tapi bukan berarti ia tidak menyertai kita. Ia selalu menyertai
kita.
Yang harus kita sadari dan mengerti, agar kita tak
salah melangkah dalam keputusan kita, mari kita tidak terburu-buru mengambil
sebuah keputusan dalam setiap perjalanan hidup kita. Libatkan Tuhan dan taati
apa yang menjadi kehendak Tuhan atas hidup kita. Bawa setiap pergumulan dan
permasalahan kita kepada-Nya. Jika Dia bilang untuk kita bersabar, mari kita
bersabar. Apabila Ia mengatakan ya, tentu saja kita harus segera menjalankan.
Tetapi seandainya pun Ia mengatakan tidak atau jangan, mari kita juga tak
melangkahkan kaki kita, tanpa seijin-Nya. Bersabarlah, karena waktu-Nya tepat
cara-Nya hebat, dan Ia pasti akan membuat kita tercekat, karena Ia hebat dan
dahsyat.(JL)
-------------------------------------------------------------------Let Go!
A
little girl was very happy as her father gave her an imitation
necklace. The beautiful color made her love the necklace. She always
wore it wherever she went. She was very proud when she showed the
necklace off to her friends. One day, her father asked her “Honey, do
you love daddy?” With her sparkling eyes the girl answered “Of course
daddy, I love you” Then, the father said “If you love me, do you mind
giving the necklace to me?” Hearing this, the girl was shocked and
confused, and she said “No daddy, I really love this necklace, it is
impossible for you to have it, besides you already gave it to me”
Then
the father asked her, “Honey, I ask you one more time. Do you love me?”
And the girl said “Yes, of course I love you so much. You are the best”
The father asked her,”Can you give the necklace to me?” Once again, the
girl refused. And her father asked her again the same question, and she
replied with the same answer. And this continued for several times
until in the end the girl gave up. With tears in her eyes, she said
“Daddy, I really love this necklace. But since I love you so much, I
will give it to you even I don’t know why you want it back” She took the
necklace off and gave it to her daddy.
After the father accepted the
necklace, he said “Thank you honey, because you love me and you are
willing to give your favourite thing. Now close your eyes.” When the
girl closed her eyes, the father took out a very beautiful necklace; it
was even more beautiful than the imitation necklace. This necklace was
not an imitation and it was very valuable. The girl then opened her eyes
and when she saw the necklace her eyes were sparkling and she looked
very happy. Since she gave up what she liked, she got something more
beautiful in return.
Friend,
probably we have been struggling in life. An extraordinary process is
taking part in our life when we are asked to let go of something that
for us is precious, the best, and we have to give it to God. It can be
our future, career, family, study, ministry, or any aspect of our life.
We have no idea what God wants from our life. We may be thinking why
should we let it go and give it to Him?
Thousands
of questions about why this is happening and why that is happening may
linger in our hearts. It’s hard to let go of something that ia beautiful
and precious to us. Yes, letting go of something beautiful is not easy.
But, it is like the father who asked his daughter whether or not she
loved him. If we really Him, then we will let it go. It’s not just a
love word from our hearts. If we love Him, we are willing to learn in
obedience. Believe that He has already prepared and will give the best
compared to those things that we think are the best. Are willing to let
it go if He asked for it? Are we willing to trust Him? He knows and have
the best for His children.
Friend,
when we hold tightly on the thing that we think is the best, it will
make it hard for Him to give the best. Let it go and let Him replace it.
Let us learn to understand His will, and follow His will, not our own
desires. (JL)
Temanku
dan istrinya bertahun-tahun menunggu momongan. Ia mengatakan iman
mereka diuji dan mereka harus selalu menyadari, Tuhan tak pernah
tertidur. Doa dan air mata, mewarnai hari-hari mereka. Banyak orang yang
berkata pada mereka itu mustahil. Sebagai manusia, mendengar pernyataan
dari orang-orang di sekeliling mereka, tak jarang itu membuat mereka
putus asa dan ingin menyerah. Tapi, mereka memutuskan untuk tak
membiarkan celah itu menjadi sebuah pintu matinya iman mereka pada
Tuhan.
Dengan ketekunan dan kesetiaan menjalani proses hidup, mereka tetap menjadikan Tuhan sebagai pusat hidup mereka. Tetap memiliki asa dan rasa percaya, suatu saat IA akan jawab doa dan permohonan mereka dengan cara yang indah. Semuanya sesuai waktu Tuhan, melalui keteguhan hati mereka, beberapa waktu kemudian istri teman saya ini mengandung. Mereka bersukacita, dan semakin yakin Tuhan tak pernah mengingkari janji-janjiNya. Lahirlah seorang bayi mungil yang jadi kebanggaan, kebahagiaan dan sukacita mereka. Di saat yang sepertinya tak cepat, namun tepat ini Iman mereka terbukti. Kemurahan dan kebaikanNya Tuhan selalu ada dalam hidup mereka. Mereka memberi nama putri kecil mereka, Faith. Mereka percaya, putri mereka akan bertumbuh menjadi anak yang hidup dalam imannya, seperti kedua orang tuanya yang selalu memelihara imannya.
Hari-hari ini mungkin kita sedang menanti janji Tuhan tergenapi dalam hidup kita? Iman, ketekunan, kesetiaan juga kesabaran kita mungkin sedang di uji? Mungkin kita berpikir mengapa lama sekali proses yang Ia ijinkan terjadi dalam hidup kita, Mengapa kita harus melewati masa-masa yang berat? Mungkin kita sudah ada di batas kesabaran kita, kita terlalu lelah dan lemah, dan tak tahu apa yang harus kita lakukan. Iman dan pengharapan kita terasa terkikis sedikit demi sedikit, dan membuat asa kita jadi tipis. Tuhan tak pernah nutup telinga dan mataNya, saat kita dalam keraguan dan kebimbangan hati. Ia tak mengatupkan tanganNya bagi kita. SaatNya kita bersabar, dan mulai berdiam, menantikan PribadiNya lebih lagi agar dapat mendengar suaraNya, mempercayaiNya dan memegang janjiNya. Melalui proses hidup kita, Tuhan pasti memiliki waktu juga cara yang luar biasa untuk kita.
Mari miliki iman dan pengharapan yang besar dan benar dalam Tuhan. Andalkan Dia di setiap perjalanan hidup kita. Di saat yang tepat, Tuhan yang hebat pasti akan menepati janjiNya. Ia akan menjawab doa-doa kita yang sesuai dengan kebenaran dan kehendakNya, bahkan jauh dari keinginan dan harapan kita sebagai manusia. Ya, karena Dia Tuhan, jika Ia berkehendak, Ia pasti dan akan bertindak. Lalu apa bagian kita? Bagian kita adalah lebih dekat, melekat padaNya, memercayaiNya,memiliki iman, tetap berserah, selalu bersyukur dan tetap berada di jalur Tuhan. Tetap miliki iman yang terarah padaNya. (C) JL 2012
Lidah
diciptakan oleh Tuhan, supaya kita bisa mengecap rasa yang ada.
Masing-masing bagian memiliki fungsi yang berbeda. Ujung lidah untuk
merasakan sesuatu yang manis, sementara pangkalnya untuk mengecap rasa
yang pahit. Anda pasti pernah meminum obat yang rasanya sangat pahit
bukan? Bila kita meletakkan obat itu hanya di ujung lidah saja, maka
tidak akan terasa pahit. Tapi saat obat itu menyentuh pangkal lidah
kita, maka rasa pahitnya baru akan terasa.
Sama seperti hati kita, perkataan atau perbuatan orang yang pahit atau yang menyakitkan, akan terasa pahit jika kita meletakkannya hingga hati kita yang terdalam. Ya, saat perbuatan atau perkataan orang lain yang tidak menyenangkan atau mengecewakan itu kita terima, adalah pilihan dan keputusan apakah kita memikirkannya, meletakkannya serta menyimpannya dalam hati kita, atau memutuskan untuk tidak terlalu larut dalam perasaan kita. Jika kita terlalu lama menyimpannya dalam hati kita, maka itu akan semakin membuat kita menjadi marah, wajah menjadi merah, membuat hati kita gerah, dan tak ada lagi senyum cerah di wajah kita. Yang lebih parah, jika kita kehilangan sukacita dan menjadi membenci bahkan mendendam dengan orang yang ‘melukai’ kita.Jika sudah seperti itu, kita akan menjadi sulit untuk mengampuni. Perasaan kesal, marah, kecewa, sebenarnya adalah perasaan yang alamiah sebagai manusia. Tapi yang membuatnya tidak wajar, jika kita menjadi memendam dendam kita dan memutuskan untuk tidak mengampuni apalagi melupakan kesalahan orang lain.
Menyimpan kesalahan dan kepahitan kepada orang lain membuat kita tidak bisa bertumbuh di dalam Tuhan dan mencapai kemenangan dalam hidup. Sebab itu, sekali lagi itu adalah pilihan, keputusan bahkan diperlukan tindakan kita apakah kita mau untuk terluka atau sembuh dari luka hati kita.Jika kita tidak bersedia keluar dari perasaan pahit dan kecewa, maka rasa pahit itu akan berlangsung cukup lama atau bahkan tahan lebih lama lagi. Firman Tuhan, mengatakan untuk setiap kita memikirkan dan memperkatakan semua yang benar, semua yang mulia, yang adil, yang suci, yang manis, yang yang sedap didengar. Sebab itulah, yang disebut kebajikan dan patut dipuji.
Sahabat, bagian kita adalah melakukannya. Memang ketika kita memutuskan untuk melakukan hal ini, bukan menjadi hal yang mudah, tetap Tuhan berjanji, damai sejahteraNya yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiran kita di dalam namaNya.Hari ini, jika kita sedang mengalami hal yang pahit dalam hidup kita, maukah kita mengubah menjadi sesuatu yang manis? Mari buat keputusan dan mulai bertindak sesuai kebenaran FirmanNya. Meski bukan hal yang mudah, namun Tuhan, akan membuat segalanya indah dengan caraNya. (JL)
-------------------------------------------------------------------
Percaya Saja
Dengan ketekunan dan kesetiaan menjalani proses hidup, mereka tetap menjadikan Tuhan sebagai pusat hidup mereka. Tetap memiliki asa dan rasa percaya, suatu saat IA akan jawab doa dan permohonan mereka dengan cara yang indah. Semuanya sesuai waktu Tuhan, melalui keteguhan hati mereka, beberapa waktu kemudian istri teman saya ini mengandung. Mereka bersukacita, dan semakin yakin Tuhan tak pernah mengingkari janji-janjiNya. Lahirlah seorang bayi mungil yang jadi kebanggaan, kebahagiaan dan sukacita mereka. Di saat yang sepertinya tak cepat, namun tepat ini Iman mereka terbukti. Kemurahan dan kebaikanNya Tuhan selalu ada dalam hidup mereka. Mereka memberi nama putri kecil mereka, Faith. Mereka percaya, putri mereka akan bertumbuh menjadi anak yang hidup dalam imannya, seperti kedua orang tuanya yang selalu memelihara imannya.
Hari-hari ini mungkin kita sedang menanti janji Tuhan tergenapi dalam hidup kita? Iman, ketekunan, kesetiaan juga kesabaran kita mungkin sedang di uji? Mungkin kita berpikir mengapa lama sekali proses yang Ia ijinkan terjadi dalam hidup kita, Mengapa kita harus melewati masa-masa yang berat? Mungkin kita sudah ada di batas kesabaran kita, kita terlalu lelah dan lemah, dan tak tahu apa yang harus kita lakukan. Iman dan pengharapan kita terasa terkikis sedikit demi sedikit, dan membuat asa kita jadi tipis. Tuhan tak pernah nutup telinga dan mataNya, saat kita dalam keraguan dan kebimbangan hati. Ia tak mengatupkan tanganNya bagi kita. SaatNya kita bersabar, dan mulai berdiam, menantikan PribadiNya lebih lagi agar dapat mendengar suaraNya, mempercayaiNya dan memegang janjiNya. Melalui proses hidup kita, Tuhan pasti memiliki waktu juga cara yang luar biasa untuk kita.
Mari miliki iman dan pengharapan yang besar dan benar dalam Tuhan. Andalkan Dia di setiap perjalanan hidup kita. Di saat yang tepat, Tuhan yang hebat pasti akan menepati janjiNya. Ia akan menjawab doa-doa kita yang sesuai dengan kebenaran dan kehendakNya, bahkan jauh dari keinginan dan harapan kita sebagai manusia. Ya, karena Dia Tuhan, jika Ia berkehendak, Ia pasti dan akan bertindak. Lalu apa bagian kita? Bagian kita adalah lebih dekat, melekat padaNya, memercayaiNya,memiliki iman, tetap berserah, selalu bersyukur dan tetap berada di jalur Tuhan. Tetap miliki iman yang terarah padaNya. (C) JL 2012
-------------------------------------------------------------------
Pahit
Sama seperti hati kita, perkataan atau perbuatan orang yang pahit atau yang menyakitkan, akan terasa pahit jika kita meletakkannya hingga hati kita yang terdalam. Ya, saat perbuatan atau perkataan orang lain yang tidak menyenangkan atau mengecewakan itu kita terima, adalah pilihan dan keputusan apakah kita memikirkannya, meletakkannya serta menyimpannya dalam hati kita, atau memutuskan untuk tidak terlalu larut dalam perasaan kita. Jika kita terlalu lama menyimpannya dalam hati kita, maka itu akan semakin membuat kita menjadi marah, wajah menjadi merah, membuat hati kita gerah, dan tak ada lagi senyum cerah di wajah kita. Yang lebih parah, jika kita kehilangan sukacita dan menjadi membenci bahkan mendendam dengan orang yang ‘melukai’ kita.Jika sudah seperti itu, kita akan menjadi sulit untuk mengampuni. Perasaan kesal, marah, kecewa, sebenarnya adalah perasaan yang alamiah sebagai manusia. Tapi yang membuatnya tidak wajar, jika kita menjadi memendam dendam kita dan memutuskan untuk tidak mengampuni apalagi melupakan kesalahan orang lain.
Menyimpan kesalahan dan kepahitan kepada orang lain membuat kita tidak bisa bertumbuh di dalam Tuhan dan mencapai kemenangan dalam hidup. Sebab itu, sekali lagi itu adalah pilihan, keputusan bahkan diperlukan tindakan kita apakah kita mau untuk terluka atau sembuh dari luka hati kita.Jika kita tidak bersedia keluar dari perasaan pahit dan kecewa, maka rasa pahit itu akan berlangsung cukup lama atau bahkan tahan lebih lama lagi. Firman Tuhan, mengatakan untuk setiap kita memikirkan dan memperkatakan semua yang benar, semua yang mulia, yang adil, yang suci, yang manis, yang yang sedap didengar. Sebab itulah, yang disebut kebajikan dan patut dipuji.
Sahabat, bagian kita adalah melakukannya. Memang ketika kita memutuskan untuk melakukan hal ini, bukan menjadi hal yang mudah, tetap Tuhan berjanji, damai sejahteraNya yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiran kita di dalam namaNya.Hari ini, jika kita sedang mengalami hal yang pahit dalam hidup kita, maukah kita mengubah menjadi sesuatu yang manis? Mari buat keputusan dan mulai bertindak sesuai kebenaran FirmanNya. Meski bukan hal yang mudah, namun Tuhan, akan membuat segalanya indah dengan caraNya. (JL)
-------------------------------------------------------------------
Aku belajar…
Aku belajar dari kehidupan
Belajar untuk mengerti segala
sesuatu
belajar untuk dapat memahami banyak hal
belajar untuk dapat memahami banyak hal
yang ada di dalam setiap
perjalanan hidup ini.
Melihat lebih dekat, mendengar
lebih jelas, merasakannya dengan sepenuh hati.
Aku belajar dari kegagalan
Belajar untuk memberikan ruang
yang sama padanya
sama seperti ketika aku mencapai keberhasilan dalam hidup
sama seperti ketika aku mencapai keberhasilan dalam hidup
karena tanpa kegagalan,
keberhasilan menjadi sebuah peristiwa langka
kegagalan akan menyadarkan bahwa
kita bukan siapa-siapa tanpaNya
Kegagalan membuat kita memperoleh
pelajaran yang berharga
Aku belajar dari kesalahan
Karena tanpa kesalahan, aku
takkan tahu arti meminta maaf, memperbaikinya
Aku takkan bisa mengampuni, memaafkan dan juga bagaimana berbelas kasihan
Aku takkan bisa mengampuni, memaafkan dan juga bagaimana berbelas kasihan
Kesalahan mengajarkan, bahwa tak
ada satu pun dari kita yang sempurna
Namun seharusnya kesalahan
mengajarkan diri kita untuk mau mengakuinya dan memperbaikinya
Aku belajar dari penderitaan
karena dari sanalah aku mengerti
arti sebuah proses
penderitaan mengajarkan bagaiamana
kita menjadi dewasa saat menghadapinya dan bisa melewati semua.
Penderitaan mengajarkan arti
penyerahan hak, ego dan keangkuhan diri.
Penderitaan memberi pelajaran
tentang bagaiamana kita mampu menjalani, menikmati, mensyukuri dan menyerahkan
semuanya pada Sang pemilik kehidupan. (JL)